Kontekstualisasi
Pendahuluan Teoretis
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari karakteristik ruang, termasuk konsep-konsep seperti ukuran, bentuk, jarak, proporsi, volume, dan lain-lain. Salah satu konsep dasar dalam geometri adalah konsep luas. Dalam proyek ini, kita akan secara khusus memfokuskan pada penentuan luas salah satu bangun geometri spesifik: heksagon.
Heksagon adalah bangun geometri datar yang terdiri dari enam sisi. Ketika semua sisi tersebut sama panjang, kita memperoleh apa yang disebut heksagon beraturan. Heksagon beraturan memiliki beberapa sifat yang menarik, salah satunya adalah kemudahannya dalam penentuan luas.
Untuk menghitung luas heksagon beraturan, kita menggunakan rumus L = (3√3/2)*s² di mana 's' adalah panjang sembarang sisi. Rumus ini memungkinkan kita untuk menghitung luas heksagon jika kita mengetahui panjang sisinya.
Kontekstualisasi
Geometri heksagon yang memukau dapat ditemukan dalam beberapa situasi dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari pola sarang lebah yang dihasilkan oleh lebah, bentuk beberapa kristal salju dan batu basal, hingga pola kain dan struktur arsitektur tertentu. Mempelajari luas heksagon tidak hanya sekadar masalah teoretis, tetapi juga sangat relevan secara praktis.
Relevansi mempelajari luas heksagon melampaui matematika, yang menemukan aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu, seperti biologi, kimia, teknik, dan arsitektur. Selain itu, kemampuan untuk menghitung luas heksagon adalah kompetensi fundamental dalam disiplin ilmu seperti fisika, geografi, dan informatika.
Aktivitas Praktis - "Dunia Heksagonal: Perpaduan Matematika dan Seni"
Tujuan Proyek:
- Menjelajahi geometri heksagon, dengan penekanan pada perhitungan luasnya.
- Mengajarkan penerapan matematika dalam penyelesaian masalah nyata.
- Menunjukkan interelasi antara matematika, seni, dan desain.
- Merangsang kerja sama tim dan kolaborasi di antara siswa.
- Mengembangkan keterampilan riset, penulisan, dan presentasi.
Deskripsi Proyek:
Dalam proyek ini, kelompok siswa akan ditantang untuk membuat mural artistik yang terdiri dari beberapa heksagon berbeda. Setiap heksagon akan memiliki ukuran berbeda, dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk menghitung luas setiap heksagon yang menyusun mural. Selain itu, siswa harus meriset dan menyertakan dalam mural contoh-contoh di mana heksagon ditemukan di alam, seni, dan desain.
Bagian kedua dari proyek ini mencakup penulisan laporan terperinci, yang menjelaskan proses pembuatan mural, perhitungan yang dilakukan, dan penggunaan heksagon yang ditemukan dalam alam dan berbagai bidang ilmu.
Bahan-Bahan yang Diperlukan:
- Kertas karton warna-warni
- Penggaris
- Pensil
- Kompas
- Gunting
- Lem
- Komputer dengan akses internet untuk riset.
Langkah Demi Langkah:
-
Pembentukan Kelompok: Siswa akan dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 hingga 5 anggota. Setiap kelompok akan menerima sekumpulan heksagon dengan berbagai ukuran untuk dikerjakan.
-
Riset dan Desain: Setiap kelompok harus meneliti contoh-contoh di mana heksagon ditemukan di dunia nyata. Berdasarkan riset tersebut, mereka akan membuat desain geometri dalam heksagon, yang mewakili penemuan mereka.
-
Perhitungan Luas: Setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk menghitung luas setiap heksagon yang menyusun mural mereka. Mereka akan mendokumentasikan perhitungan mereka dan bagaimana mereka memperolehnya.
-
Pembuatan Mural: Kelompok-kelompok akan menyusun mural mereka, menyatukan heksagon yang sudah dikerjakan dengan harmonis, sehingga membentuk sebuah panel artistik yang besar.
-
Pembuatan Laporan: Setiap kelompok akan menulis laporan yang menjelaskan bagaimana mereka menghitung luas heksagon mereka, penemuan yang dibuat selama riset, dan bagaimana penemuan tersebut dimasukkan ke dalam seni yang diciptakan dalam heksagon mereka.
Penyerahan Proyek:
- Mural Artistik: Setiap kelompok akan mempresentasikan mural yang telah dibuat, dengan penjelasan tentang desain dan proses kreatif.
- Laporan Tertulis: Setiap kelompok harus menyerahkan laporan yang menjelaskan teori yang digunakan untuk menghitung luas heksagon, metodologi yang digunakan, penemuan yang dibuat selama riset, dan bagaimana penemuan tersebut diterapkan dalam pembuatan mural. Laporan tersebut harus mengikuti struktur: Pendahuluan, Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka.
Saat menulis laporan, siswa harus didorong untuk menghubungkan teori yang dipelajari dengan praktik yang dilakukan, dengan membuat hubungan yang jelas antara perhitungan yang dibuat dan objek nyata yang dipelajari. Selain itu, siswa harus didorong untuk merefleksikan tentang nilai matematika di dunia nyata dan tentang proses kerja sama tim yang memfasilitasi penemuan dan pembelajaran mereka.