Pendahuluan
Relevansi Tema
Realisme adalah gerakan sastra yang ditandai dengan penggambaran realita secara objektif dan apa adanya, mengeksplorasi tema-tema sosial, psikologis, dan ekonomi. Dalam dunia Sastra, Realisme adalah langkah penting, yang menandai transisi dari Romantisme - dengan keterikatannya pada idealisme dan cinta luhur - ke pendekatan yang lebih realistis dan kritis terhadap masyarakat. Oleh karena itu, memahami Realisme berarti memahami tonggak sejarah penting dalam evolusi seni.
Kontekstualisasi
Realisme muncul setelah Romantisme, dan berasal dari ketidakpuasan dengan berlebihannya dan idealisasi yang terdapat dalam gerakan sebelumnya. Di kancah sastra Brasil, Realisme pertama kali muncul pada tahun 1881, dengan terbitnya buku "O Mulato" oleh Aluísio de Azevedo. Buku ini, yang terkenal karena penggambaran realistisnya tentang korupsi dan kemunafikan dalam masyarakat, adalah contoh sempurna dari gerakan ini.
Realisme membuka jalan bagi analisis kritis terhadap realita sosial, politik, dan ekonomi, dan menjadi pendahulu gerakan sastra penting lainnya, seperti Naturalisme dan Modernisme. Gerakan ini melawan arus idealisasi, romantisasi, dan pelarian, dan berusaha untuk menggambarkan realita secara kasar dan jujur, tanpa berusaha menyembunyikan atau memperindahnya.
Penelitian tentang Realisme, oleh karena itu, penting tidak hanya untuk memahami gerakan itu sendiri, tetapi juga untuk memahami urutan transformasi sastra dan budaya yang terjadi sepanjang waktu.
Pengembangan Teoretis
Komponen
-
Penggambaran Realistis: Realisme dicirikan oleh tidak ada usaha untuk menyembunyikan untuk menampilkan realita dalam segala aspeknya, termasuk dalam aspek yang paling brutal dan kejam. Ini adalah gerakan "apa adanya".
-
Analisis Psikologis: Realisme, berbeda dari Romantisme yang percaya pada keberadaan pahlawan dan penjahat yang secara inheren baik atau buruk, menawarkan pembacaan yang lebih mendalam dan kompleks tentang manusia, mengeksplorasi kontradiksi, ketakutan, dan kelemahan mereka.
-
Narasi Orang Ketiga: Ciri khas Realisme adalah penggunaan narasi orang ketiga, yang memungkinkan pandangan yang lebih objektif dan impersonal terhadap berbagai peristiwa.
-
Kontekstualisasi Sosial dan Historis: Novel-novel realistis sangat mengakar dalam konteks sosial dan historisnya. Dengan membacanya, kita memperoleh pemahaman tentang bagaimana hubungan kelas, struktur kekuasaan, dan tantangan pada waktu itu.
-
Kritik terhadap Masyarakat: Realisme membawa serta kritik yang kuat terhadap masyarakat, memaparkan ketidakadilan dan keburukan sistem. Ini adalah sastra yang, ketika mengungkapkan, juga mengajak refleksi dan perubahan.
-
Kemiripan: Penulis realis berusaha untuk menciptakan narasi yang tampak nyata, meskipun fiksi. Kemiripan sangat penting bagi Realisme, karena memperkuat gagasan bahwa cerita mereka bisa nyata.
Istilah Kunci
-
Realisme: Gerakan sastra dan seni yang berusaha untuk mewakili realita dengan jujur, tanpa idealisasi atau interpretasi subjektif.
-
Naturalisme: Berasal dari Realisme, Naturalisme berusaha untuk mengeksplorasi pengaruh lingkungan dan faktor keturunan dalam pembentukan karakter manusia. Ini bahkan lebih kasar dan putus asa daripada Realisme.
-
Kemiripan: Gagasan bahwa sebuah karya seni atau sastra harus tampak nyata, meskipun fiksi. Ini adalah konsep sentral Realisme.
-
Narasi Orang Ketiga: Bentuk narasi di mana peristiwa-peristiwa diceritakan oleh narator yang bukan tokoh dalam cerita. Hal ini memungkinkan pandangan yang lebih objektif dan impersonal terhadap berbagai peristiwa
-
Analisis Psikologis: Pendekatan yang berusaha untuk memahami perilaku manusia dengan mempelajari kejiwaannya, motivasinya, dan emosinya. Dalam Realisme, analisis psikologis digunakan untuk menciptakan tokoh yang beragam dan kompleks, yang mencerminkan keberagaman dan kontradiksi pengalaman manusia.
Contoh dan Kasus
-
Memórias Póstumas de Brás Cubas, oleh Machado de Assis: Novel ini adalah contoh klasik Realisme dalam sastra Brasil. Di dalamnya, protagonis menceritakan kehidupannya setelah meninggal dunia, mengungkapkan keegoisan dan kesalahannya, yang kontras dengan visi idealisasi yang biasanya digambarkan dalam Romantisme.
-
O Cortiço, oleh Aluízio de Azevedo: Novel ini adalah contoh Realisme yang mengeksplorasi secara mendalam konteks sosial pada waktu itu. Melalui cerita tentang daerah kumuh di Rio de Janeiro, Azevedo mengkritik kesenjangan sosial dan eksploitasi kelas pekerja.
-
Madame Bovary, oleh Gustave Flaubert: Novel Prancis ini menjadi tonggak Realisme, menggambarkan kehidupan yang tidak memuaskan dan pencarian Emma Bovary akan kebahagiaan di luar pernikahan. Buku ini kontroversial pada waktu itu karena deskripsi realistisnya tentang perselingkuhan dan bunuh diri.
Karya sastra klasik ini adalah contoh bagus Realisme dalam tindakan. Mereka memberi contoh konsep penggambaran realistis, analisis psikologis, kontekstualisasi sosial dan historis, kritik terhadap masyarakat, dan kemiripan - semua elemen kunci dari gerakan realistis.
Ringkasan Rinci
Poin Penting
-
Realisme sebagai Gerakan Sastra: Realisme muncul sebagai reaksi terhadap Romantisme, yang menghargai ekspresi emosional, cinta yang diidealkan, dan pelarian dari realita. Sebaliknya, Realisme bermaksud untuk menggambarkan realita secara apa adanya, tanpa eufemisme atau idealisasi.
-
Ciri-ciri Realisme: Realisme dibedakan oleh ciri-cirinya yang unik, seperti penggambaran realistis dan analisis psikologis yang mendalam. Gerakan ini juga ditandai dengan narasi orang ketiga, penekanan pada kemiripan, dan kritik sosial.
-
Konteks Sejarah dan Sosial: Realisme, seperti gerakan sastra lainnya, sangat dipengaruhi oleh konteks sejarah dan sosial. Di Brasil, ia muncul pada akhir abad ke-19, dalam skenario perubahan sosial, penghapusan perbudakan, dan kebangkitan kelas menengah.
-
Transisi ke Naturalisme: Realisme, sedikit demi sedikit, berkembang menjadi Naturalisme, yang membawa penggambaran realita ke tingkat yang lebih kasar. Naturalisme mengutamakan penjelasan ilmiah tentang perilaku manusia dan hubungannya dengan lingkungan.
Kesimpulan
-
Dampak Realisme terhadap Sastra: Realisme menandai momen terobosan dalam sastra, menantang dan mempertanyakan struktur masyarakat yang sudah mapan. Ini memperkenalkan jenis narasi yang lebih objektif dan kritis, yang membuka pintu untuk eksplorasi tema dan gaya baru.
-
Realisme sebagai Cerminan Masyarakat: Sastra realistis adalah cermin masyarakat pada masanya. Melalui ceritanya, sastra realistis mengungkapkan keburukan, kesenjangan, dan ketidakadilan pada waktu itu, yang mengundang para pembaca untuk berefleksi dan mencari perubahan.
-
Warisan Realisme: Realisme, karena pentingnya sejarah dan budayanya, meninggalkan warisan abadi dalam sastra dan seni secara umum. Pencarian penggambaran realita yang lebih realistis, analisis psikologis yang lebih mendalam, dan kritik sosial menjadi ciri yang akan diikuti oleh banyak gerakan sastra berikutnya.
Latihan
-
Deskripsi Realistis: Tulis sebuah paragraf kecil yang menggambarkan konsep 'penggambaran realistis' dalam konteks Realisme. Pastikan untuk memasukkan detail konkret dan realistis.
-
Analisis Psikologis: Analisis karakter Emma Bovary, dari buku 'Madame Bovary', berdasarkan konsep 'analisis psikologis' Realisme. Bagaimana jiwa Emma terungkap sepanjang novel?
-
Perbandingan Gerakan Sastra: Bandingkan karakteristik utama Realisme dengan Romantisme. Bagaimana mereka berbeda dalam hal penggambaran realita, analisis psikologis, dan fokus sosial?