Rencana Pelajaran | Pembelajaran Sosioemosional | Interaksi Antarruang Sosial Budaya
Kata Kunci | Interaksi ruang sosial budaya, Keberagaman Indonesia, Kompetensi emosional, Metode RULER, Mindfulness, Role play, Diskusi kelompok, Empati dan pengelolaan emosi, Nilai-nilai sosial budaya, Integrasi pembelajaran |
Sumber Daya | Papan tulis dan spidol, Proyektor dan layar (jika tersedia), Handout metode RULER dan panduan praktik mindfulness, Kertas dan pulpen untuk refleksi, Skenario pertemuan antar budaya dalam bentuk cetak atau digital, Alat peraga terkait keberagaman budaya (gambar, lukisan, atau simbol lokal), Flipchart untuk mendukung diskusi kelompok, Ruang kelas yang kondusif dan nyaman |
Kode | - |
Tingkat | Kelas 7 SMP |
Disiplin | Ilmu Pengetahuan Sosial |
Tujuan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Langkah ini bertujuan untuk menetapkan kerangka pembelajaran yang jelas dan terarah, sehingga siswa dapat memahami hubungan antara interaksi ruang sosial budaya dan perkembangan kompetensi emosional. Dengan menetapkan tujuan ini, siswa didorong untuk mengenali perbedaan budaya serta dampaknya terhadap dinamika sosial, sekaligus mengasah kemampuan dalam mengenali, memahami, melabel, mengekspresikan, dan mengatur emosi mereka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk diskusi dan kerja sama, sehingga pembelajaran menjadi relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Tujuan Utama
1. Mengidentifikasi makna dan signifikansi interaksi antar ruang sosial budaya dalam konteks keberagaman Indonesia.
2. Mendorong pengembangan kompetensi emosional melalui penerapan metode RULER untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi dalam interaksi sosial.
Pendahuluan
Durasi: (15 - 20 minutes)
Kegiatan Pemanasan Emosional
Sadar dan Tenang: Sesi Mindfulness untuk Memulai Hari
Kegiatan ini merupakan sesi pemanasan emosional yang menggunakan teknik Mindfulness. Melalui aktivitas ini, siswa didorong untuk menemukan ketenangan, meningkatkan fokus, dan menyadari perasaan yang sedang dirasakan. Kegiatan ini mengajak siswa untuk menarik napas dalam-dalam, merasakan setiap tarikan dan hembusan napas, serta mengamati pikiran yang muncul tanpa menghakimi. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan menjadi lebih hadir dan siap untuk menerima materi pelajaran dengan penuh konsentrasi.
1. Minta siswa duduk dengan nyaman di kursi masing-masing, dengan punggung tegak dan kaki menapak di lantai.
2. Jelaskan bahwa tujuan dari sesi ini adalah untuk fokus, merasa hadir dalam momen ini, dan mengenali emosi yang terjadi.
3. Arahkan siswa untuk menarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Lakukan proses ini sebanyak 4-5 kali.
4. Sambil bernafas, minta siswa untuk menutup mata dan memusatkan perhatian pada sensasi pernapasan. Ingatkan mereka untuk mengamati setiap tarikan dan hembusan napas dengan penuh kesadaran.
5. Jika pikiran lain mulai mengganggu, ajarkan siswa untuk perlahan membawa fokus kembali kepada pernapasan mereka.
6. Akhiri dengan mengajak siswa membuka mata perlahan dan melakukan peregangan ringan untuk kembali ke keadaan aktif, sambil mempertahankan rasa tenang dan fokus.
Kontekstualisasi Konten
Interaksi antarruang sosial budaya adalah cerminan dari keragaman yang ada di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan adat, bahasa, dan nilai telah membentuk hubungan antar masyarakat. Pemahaman terhadap perbedaan ini menjadi kunci untuk meraih keharmonisan dan menjalin kerja sama yang lebih baik di lingkungan sekitar. Melalui pelajaran ini, siswa akan belajar untuk mengenali dan menghargai perbedaan, serta mengembangkan kemampuan untuk mengelola emosi mereka ketika berinteraksi dengan teman dari latar belakang yang beragam.
Dengan mengaitkan materi ini pada pengalaman nyata, misalnya melalui cerita tentang keberagaman budaya di kampung dan kota, diharapkan siswa dapat merasakan betapa pentingnya saling memahami dan bekerja bersama. Kegiatan ini juga akan mengasah kompetensi emosional, seperti kesadaran diri dan pengelolaan emosi, yang sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika sosial di masyarakat Indonesia.
Pengembangan
Durasi: (60 - 75 minutes)
Panduan Teori
Durasi: (25 - 30 minutes)
1. Definisi Interaksi Antarruang Sosial Budaya: Menguraikan konsep interaksi antar ruang sosial budaya yang melibatkan perbedaan geografis, adat istiadat, bahasa, dan nilai-nilai dalam masyarakat Indonesia.
2. Faktor Penentu Interaksi: Mengidentifikasi faktor-faktor seperti letak geografis, adat dan tradisi, bahasa, serta nilai-nilai yang mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi di berbagai daerah.
3. Dampak Interaksi Terhadap Kehidupan Sosial: Menjelaskan bagaimana interaksi antar ruang sosial budaya dapat menciptakan harmoni serta tantangan, contohnya pertemuan antara masyarakat kota dan desa.
4. Contoh Kasus Nyata: Memberikan ilustrasi melalui cerita tentang hubungan antar komunitas di kampung halaman dan perkotaan sebagai gambaran nyata kehidupan sehari-hari.
5. Integrasi Kompetensi Emosional: Menjelaskan keterkaitan antara interaksi antar ruang sosial budaya dengan pengembangan kompetensi emosional melalui penerapan metode RULER (Recognize, Understand, Label, Express, Regulate).
6. Analogi dan Contoh Lokal: Menggunakan analogi seperti 'rasa sambal' yang menggambarkan percampuran rasa berbeda yang menghasilkan keunikan cita rasa Indonesia, sehingga memudahkan pemahaman tentang keberagaman.
Kegiatan dengan Umpan Balik Sosioemosional
Durasi: (35 - 40 minutes)
Atividade de Conexão Emocional
Kegiatan ini mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam sebuah role play yang mengilustrasikan interaksi sosial budaya dalam konteks keberagaman Indonesia. Dalam kegiatan ini, siswa akan bekerja dalam kelompok untuk membahas bagaimana perbedaan adat, budaya, dan bahasa memengaruhi interaksi sehari-hari, serta merasakan dan mengelola emosi yang muncul melalui penerapan metode RULER. Kegiatan ini tidak hanya menstimulasi pemahaman kognitif terhadap konsep-konsep sosial, tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional melalui diskusi dan refleksi bersama.
1. Persiapkan skenario pertemuan antar budaya, misalnya pertemuan antara warga dari berbagai daerah di Indonesia dalam sebuah pasar tradisional atau acara budaya lokal.
2. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil dan tetapkan setiap kelompok untuk memainkan peran yang mewakili latar belakang budaya yang berbeda.
3. Minta setiap kelompok untuk menyimulasikan skenario interaksi dengan menekankan bagaimana perbedaan budaya dapat memicu emosi tertentu.
4. Pandulah siswa untuk menerapkan langkah-langkah metode RULER dengan cara mengenali (Recognize) perasaan yang muncul, memahami (Understand) penyebabnya, melabel (Label) emosi secara tepat, mengekspresikannya (Express) secara konstruktif, dan mengatur (Regulate) emosi agar berlangsung diskusi yang harmonis.
5. Setelah role play, minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan pengalaman mereka, serta mengemukakan bagaimana mereka mengelola emosi dalam situasi tersebut.
6. Akhiri dengan sesi tanya jawab dan refleksi bersama mengenai perasaan dan pengalaman yang telah dilewati selama role play.
Diskusi dan Umpan Balik Kelompok
Untuk menerapkan metode RULER dalam diskusi, jelaskan kepada siswa bahwa tahap pertama adalah Recognize, yaitu mengenali emosi yang dirasakan oleh masing-masing peserta saat berinteraksi. Siswa diarahkan untuk mengamati perbedaan cara merespon situasi, misalnya ketidaknyamanan atau kegembiraan pada perbedaan budaya yang dihadapi. Selanjutnya, siswa diminta untuk Understand emosi tersebut dengan mendiskusikan penyebabnya, misalnya perbedaan nilai atau kebiasaan yang berbeda antar kelompok, sehingga siswa dapat melihat hubungan sebab-akibat dalam ekspresi emosi mereka.
Pada tahap selanjutnya, ajarkan siswa untuk Label emosi dengan memberi nama yang akurat pada perasaan yang muncul dalam situasi tersebut, agar mereka dapat mengomunikasikan pengalaman diri dengan jelas. Selain itu, dorong siswa untuk Express emosi secara tepat dan saling menghargai dalam diskusi kelompok, diikuti dengan langkah Regulate, yaitu mengelola emosi untuk menjaga suasana diskusi tetap kondusif dan harmonis. Pendekatan ini akan membantu siswa tidak hanya memahami materi pelajaran tentang interaksi budaya, tetapi juga meningkatkan kemampuan sosial-emosional mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Durasi: (15 - 20 minutes)
Refleksi dan Regulasi Emosional
Guru mengajukan aktivitas refleksi dengan mengundang siswa untuk menuliskan ataupun berdiskusi secara lisan mengenai tantangan yang mereka hadapi selama pelajaran interaksi antar ruang sosial budaya. Dalam satu hingga dua paragraf, guru meminta siswa menceritakan momen di mana mereka merasa emosinya sulit dikendalikan, bagaimana mereka mengenali perasaan tersebut menggunakan metode RULER, dan strategi apa yang mereka temukan untuk mengatur emosi secara efektif. Aktivitas ini dirancang agar siswa dapat merefleksikan proses belajar, menilai kembali pengalaman pribadinya, dan mengevaluasi keberhasilan atau tantangan dalam pengelolaan emosi selama kegiatan.
Tujuan: Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mendorong siswa melakukan evaluasi diri dalam mengidentifikasi emosi yang muncul selama pelajaran serta merumuskan strategi pengelolaan emosi yang efektif. Dengan melakukan refleksi, siswa diharapkan dapat mengembangkan kesadaran diri dan kemampuan mengatur emosi, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dalam interaksi sosial yang beragam.
Pandangan ke Masa Depan
Di akhir pelajaran, guru mengadakan sesi penutupan dengan mengajak siswa menetapkan tujuan pribadi dan akademik melalui diskusi terbuka atau penulisan singkat. Guru menjelaskan bagaimana penerapan nilai-nilai keberagaman dan pengelolaan emosi dalam kehidupan sehari-hari dapat diintegrasikan dengan sasaran belajar masing-masing. Siswa diminta menuliskan satu atau dua tujuan yang ingin dicapai, misalnya mengembangkan empati antar teman dan meningkatkan prestasi akademik melalui kerja sama lintas budaya, kemudian membagikan jika mereka merasa nyaman.
Penetapan Tujuan:
1. Meningkatkan kesadaran terhadap keberagaman budaya di lingkungan sekitar
2. Mengembangkan strategi pengelolaan emosi yang adaptif dan efektif
3. Membina hubungan sosial yang harmonis dengan menghargai perbedaan
4. Mendorong inisiatif siswa dalam menetapkan dan mencapai sasaran akademik secara mandiri Tujuan: Subbagian penutupan memiliki tujuan untuk memperkuat kemandirian siswa dalam menetapkan tujuan pribadi dan akademik, serta mempraktikkan pengelolaan emosi yang telah dipelajari. Melalui penyusunan tujuan, siswa didorong untuk terus mengembangkan diri secara emosional dan intelektual, serta menerapkan nilai keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.