Rencana Pelajaran | Pembelajaran Sosioemosional | Kesinambungan budaya Hindu-Buddha
Kata Kunci | Budaya Hindu-Buddha, Kesinambungan budaya, Warisan kultural, Nilai spiritual, Seni dan arsitektur, Candi Borobudur/Prambanan, RULER, Emosi, Keterlibatan emosional, Pengelolaan emosi, Pengalaman lokal, Identitas nasional |
Sumber Daya | Papan tulis dan spidol, Proyektor dan laptop, Speaker untuk audio gamelan atau musik tradisional, Gambar dan foto candi serta ukiran tradisional, Bahan presentasi (flipchart atau poster), Kertas dan alat tulis (pena, pensil, stabilo), Karpet atau alas untuk sesi meditasi dan relaksasi, Handout materi sejarah dan nilai budaya Hindu-Buddha |
Kode | - |
Tingkat | Kelas 7 SMP |
Disiplin | Ilmu Pengetahuan Sosial |
Tujuan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Langkah ini bertujuan untuk membuka wawasan siswa mengenai kesinambungan budaya Hindu-Buddha dengan memberikan pemahaman dasar serta mengaitkannya dengan pengalaman emosional menggunakan metode RULER. Penekanan pada pengenalan emosi akan membantu siswa melihat relevansi budaya tersebut dalam kehidupan mereka, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang interaktif, kontekstual, dan lebih menyentuh sisi emosional serta kultural yang dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari mereka dengan sentuhan lokal dan keakraban budaya masyarakat Indonesia.
Tujuan Utama
1. Memahami konsep kesinambungan budaya Hindu-Buddha dan warisan kulturalnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
2. Mengidentifikasi hubungan antara nilai budaya Hindu-Buddha dengan emosi yang muncul dalam diri siswa melalui metode RULER.
3. Mendorong siswa untuk mengaitkan unsur seni, arsitektur, dan kebiasaan lokal dengan pengalaman emosional mereka.
Pendahuluan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Kegiatan Pemanasan Emosional
Relaksasi Nusantara: Menyatukan Pikiran dan Jiwa
Kegiatan ini merupakan gabungan meditasi terpandu dan teknik pernapasan yang mendalam yang bertujuan untuk meningkatkan fokus, kehadiran, dan konsentrasi siswa. Siswa diminta untuk menenangkan diri, meresapi pernapasan, serta membayangkan suasana alam yang asri dan kental dengan nuansa budaya lokal yang familiar.
1. Instruksikan siswa untuk duduk dengan nyaman di kursi atau menyilangkan kaki di karpet lantai dengan punggung tegak.
2. Arahkan siswa untuk memejamkan mata dan mengambil napas dalam-dalam melalui hidung selama empat hitungan, kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut selama enam hitungan.
3. Minta siswa untuk membayangkan mereka berada di sebuah taman tradisional dengan pepohonan rindang, mendengarkan suara gamelan yang mengalun lembut, dan merasakan semilir angin yang sejuk.
4. Ajak siswa untuk fokus pada setiap tarikan dan hembusan napas, merasakan ketenangan dan kehadiran diri mereka di momen tersebut.
5. Instruksikan agar siswa menyelaraskan pernapasan dengan ritme alami dan membiarkan pikiran mereka terbuka terhadap perasaan yang muncul, tanpa memberikan penilaian.
6. Akhiri sesi dengan mengajak siswa untuk perlahan membuka mata, sambil membawa perasaan tenang tersebut ke dalam aktivitas pembelajaran selanjutnya.
Kontekstualisasi Konten
Materi 'Kesinambungan budaya Hindu-Buddha' akan dikontekstualisasikan melalui pengaitan dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia dimana warisan budaya terlihat dari seni, arsitektur, dan kebiasaan lokal. Guru menjelaskan bahwa nilai-nilai spiritual dan estetika yang diwariskan dari budaya Hindu-Buddha masih terasa dalam kehidupan masyarakat melalui upacara adat, ukiran candi, dan tradisi budaya yang kental di setiap daerah. Pendekatan emosional dengan metode RULER membantu siswa untuk mengenali hubungan antara perasaan dan pengalaman mereka terhadap kearifan lokal.
Dengan mengaitkan pengalaman personal dengan cerita dan fakta menarik seputar budaya Hindu-Buddha, kegiatan ini mendorong siswa untuk merasakan kedalaman pesan sejarah yang terkandung di dalamnya. Hal ini tidak hanya membangkitkan rasa ingin tahu dan motivasi belajar, tetapi juga melatih kecerdasan emosional mereka untuk mengidentifikasi, memahami, serta mengapresiasi nilai-nilai budaya yang telah membentuk identitas nasional Indonesia sejak lama.
Pengembangan
Durasi: (60 - 75 minutes)
Panduan Teori
Durasi: (25 - 30 minutes)
1. Jelaskan sejarah singkat masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia dengan menekankan peran para pendeta dan kerajaan yang menganut ajaran tersebut, seperti Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
2. Paparkan unsur seni dan arsitektur yang diwariskan, seperti candi Borobudur dan Prambanan, dengan menyertakan contoh ukiran dan relief yang menggambarkan cerita epik Ramayana dan Mahabharata.
3. Definisikan nilai-nilai spiritual dan estetika yang ada, termasuk keyakinan tentang karma, reinkarnasi, dan pentingnya ritual keagamaan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.
4. Bahas kontinuitas budaya dengan mengaitkan bagaimana tradisi ritual, kesenian, dan sistem kepercayaan tersebut masih terlihat dalam upacara adat, tarian, dan karya seni di berbagai daerah di Indonesia.
5. Gunakan analogi bahwa budaya Hindu-Buddha bagaikan akar yang menjaga kelestarian pohon kehidupan, di mana akar tersebut memberikan kekuatan dan nutrisi yang mempengaruhi seluruh cabang yang tumbuh (seni, arsitektur, dan kebiasaan sosial).
Kegiatan dengan Umpan Balik Sosioemosional
Durasi: (35 - 40 minutes)
Atividade: Conexão Cultural
Aktivitas ini mengajak siswa untuk menjelajahi dan menginternalisasi unsur-unsur budaya Hindu-Buddha melalui pendalaman emosi menggunakan metode RULER. Siswa bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan dan mempresentasikan bagaimana warisan budaya seperti seni, arsitektur, dan ritual tradisional telah membentuk identitas kultural masyarakat lokal. Melalui role play dan diskusi interaktif, aktivitas ini bertujuan untuk menghubungkan aspek sejarah budaya tersebut dengan pengalaman emosional siswa, sehingga mereka dapat merasakan relevansi nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2. Minta setiap kelompok untuk memilih salah satu aspek budaya Hindu-Buddha, seperti ukiran candi, tarian tradisional, atau upacara adat, dan mendiskusikan nilai serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat lokal.
3. Instruksikan kelompok untuk mengaitkan aspek budaya yang dipilih dengan emosi yang dirasakan, menggunakan langkah-langkah RULER: mengenali, memahami, melabel, mengekspresikan, dan mengatur emosi.
4. Minta setiap kelompok untuk menyusun skenario pendek (role play) yang menggambarkan hubungan antara aspek budaya yang mereka pilih dengan reaksi emosional yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
5. Fasilitasi presentasi masing-masing kelompok di depan kelas dan dorong diskusi untuk mengeksplorasi perasaan yang muncul selama aktivitas.
6. Akhiri dengan diskusi kelas besar, di mana setiap kelompok memberikan umpan balik dan refleksi tentang bagaimana nilai budaya tersebut dapat menginspirasi pengelolaan emosi yang positif.
Diskusi dan Umpan Balik Kelompok
Guru dapat menerapkan metode RULER dengan mengajak siswa untuk saling mengenali dan mengungkapkan emosi yang mereka rasakan selama aktivitas. Misalnya, guru dapat mulai dengan mengajukan pertanyaan seperti 'Apa yang kamu rasakan ketika melihat presentasi kelompok lain?' atau 'Bagaimana perasaanmu saat berdiskusi mengenai nilai tradisional yang kamu pilih?'. Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk membantu siswa mengenali dan memahami emosi mereka serta komentari bagaimana warisan budaya tersebut mempengaruhi perasaan mereka.
Setelah itu, guru dapat membantu siswa untuk memberi label pada emosi yang muncul, seperti kebanggaan, kekaguman, atau bahkan keraguan. Dalam sesi diskusi, guru menekankan pentingnya mengekspresikan emosi secara tepat dan mengatur perasaan tersebut, sehingga setiap siswa bisa mengartikulasikan pengalaman emosional mereka secara mendalam. Guru juga dapat memberikan strategi pengelolaan emosi, seperti teknik pernapasan atau refleksi diri, untuk membantu siswa mengatasi emosi negatif dan memperkuat pengalaman positif dalam pembelajaran budaya.
Kesimpulan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Refleksi dan Regulasi Emosional
Lakukan refleksi bersama siswa dengan mengajak mereka menulis atau berdiskusi tentang tantangan yang muncul selama pelajaran, terutama dalam mengaitkan nilai budaya Hindu-Buddha dengan pengalaman emosional menggunakan metode RULER. Diskusi ini mencakup satu hingga dua paragraf yang mengulas bagaimana siswa menghadapi kesulitan dalam memahami unsur budaya dan emosi, serta strategi apa yang mereka terapkan untuk mengelola perasaan tersebut. Guru mengarahkan agar siswa menyampaikan pengalaman mereka dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai contoh konkret dari kehidupan sehari-hari, seperti situasi keluarga atau pengalaman lokal yang relevan.
Tujuan: Tujuannya adalah mendorong siswa melakukan evaluasi diri secara menyeluruh, mengenali titik kekuatan dan area yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan emosi. Hal ini diharapkan dapat membantu siswa mengidentifikasi strategi efektif untuk mengatasi tantangan, terutama dalam konteks memahami kesinambungan budaya Hindu-Buddha dan relevansinya dengan nilai-nilai spiritual dan emosional yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan ke Masa Depan
Selesaikan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk menetapkan tujuan pribadi dan akademik yang terkait dengan materi yang telah dipelajari. Guru menjelaskan dalam satu paragraf bagaimana nilai-nilai dan warisan budaya Hindu-Buddha dapat menginspirasi motivasi diri dalam meraih prestasi yang lebih baik. Guru dapat menceritakan kisah inspiratif dari tokoh lokal atau pahlawan budaya, sehingga tujuan yang ditetapkan terasa realistis dan memberikan motivasi bagi siswa untuk menerapkan pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penetapan Tujuan:
1. Meningkatkan pengelolaan emosi dalam menghadapi situasi menantang
2. Menerapkan nilai-nilai budaya Hindu-Buddha dalam kehidupan sehari-hari
3. Meningkatkan prestasi akademis melalui kearifan lokal yang dipelajari
4. Mengembangkan sikap positif dan disiplin dengan meneladani nilai-nilai budaya Tujuan: Tujuannya adalah memperkuat kemandirian siswa dengan memberi mereka ruang untuk menetapkan tujuan pribadi dan akademik yang bersumber dari pelajaran. Hal ini mendukung kontinuitas pembelajaran, baik secara internal (emosional) maupun eksternal, sehingga siswa dapat menerapkan nilai-nilai budaya dan strategi pengelolaan emosi dalam perkuliahan maupun kehidupan sehari-hari.