Rencana Pelajaran | Pembelajaran Sosioemosional | Perubahan Politik dari Masa Praaksara
Kata Kunci | Perubahan Politik, Masa Praaksara, Sejarah Indonesia, Metodologi RULER, Kecerdasan Emosional, Kesadaran Diri, Pengelolaan Emosi, Empati, Mindfulness, Timeline Visual, Gotong Royong, Musyawarah, Keterampilan Sosial |
Sumber Daya | Poster atau kertas besar, Spidol warna, Musik instrumental atau suara alam, Speaker atau sound system, Alat tulis (pensil, pulpen), Flipchart, Buku catatan, Timer/stopwatch, Proyektor (jika tersedia), Panduan pernapasan |
Kode | - |
Tingkat | Kelas 7 SMP |
Disiplin | Ilmu Pengetahuan Sosial |
Tujuan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Tujuan dari langkah Objectives adalah untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan landasan yang kuat mengenai konsep perubahan politik dari masa praaksara sambil mengintegrasikan pemahaman emosional melalui metodologi RULER. Langkah ini diarahkan untuk mengaitkan aspek kognitif dan afektif, sehingga siswa tidak hanya menangkap fakta sejarah, tetapi juga merasakan dan memahami emosi yang muncul seiring dengan penemuan narasi sejarah tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan kesadaran diri, kemampuan regulasi emosi, serta meningkatkan rasa empati siswa terhadap dinamika perubahan politik di masyarakat, yang relevan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.
Tujuan Utama
1. Memahami konsep dasar perubahan politik dari Masa Praaksara dalam konteks sejarah Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Meningkatkan kesadaran diri dan empati siswa melalui pengenalan dan penerapan langkah-langkah RULER dalam memahami emosi yang terkait dengan perubahan politik.
Pendahuluan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Kegiatan Pemanasan Emosional
Menjelajah Kehadiran: Meditasi Nafas Serentak
Kegiatan ini merupakan sesi pemanasan emosional dimana siswa dilibatkan dalam aktivitas pernafasan yang menekankan kehadiran, ketenangan, dan fokus. Aktivitas ini dirancang agar siswa dapat mengenali dan merasakan emosi mereka dengan lebih baik melalui latihan mindfulness sederhana. Dengan meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran, siswa dapat lebih siap untuk menangkap pembelajaran tentang dinamika perubahan politik dari masa praaksara, sekaligus mengembangkan kesadaran diri dan empati terhadap emosi yang muncul selama proses belajar.
1. Buat suasana kelas yang tenang dengan mematikan suara bising dan menyalakan musik instrumental lembut atau suara alam untuk menciptakan ambiance yang mendukung ketenangan.
2. Arahkan siswa untuk duduk dengan santai di kursi atau karpet dengan posisi tegak namun rileks. Pastikan semua siswa merasa nyaman.
3. Mulai dengan meminta siswa untuk menutup mata perlahan dan tarik nafas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut.
4. Minta siswa untuk mengulangi proses pernapasan ini selama 3 hingga 5 menit. Ajukan agar mereka fokus pada sensasi pernapasan dan merasakan setiap tarikan dan hembusan napas.
5. Setelah selesai, minta siswa untuk secara perlahan membuka mata sambil mengamati perasaan ketenangan dan kehadiran yang mereka rasakan.
Kontekstualisasi Konten
Pelajaran tentang 'Perubahan Politik dari Masa Praaksara' tidak hanya mengungkap fakta dan data sejarah, tetapi juga mengajak siswa untuk menyelami perjalanan emosional masyarakat manusia sejak zaman prasejarah. Bayangkan bagaimana kehidupan manusia yang sederhana dan penuh tantangan menciptakan struktur kekuasaan awal, yang kemudian berkembang menjadi sistem pemerintahan modern. Kisah perjalanan ini menguraikan bagaimana ekonomi, budaya, dan teknologi membentuk dinamika politik yang kompleks, serta bagaimana emosi dan nilai-nilai masyarakat turut mewarnai sejarah tersebut.
Memahami konteks emosional di balik perubahan politik memberikan sudut pandang yang lebih mendalam. Siswa diajak untuk melihat bahwa setiap perubahan, meskipun dalam ranah politik, memiliki jiwa dan cerita yang mengandung nilai empati dan keberanian. Dengan mengaitkan pelajaran sejarah dengan pengalaman dan perasaan pribadi, diharapkan siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai seperti keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab dalam menghadapi tantangan di kehidupan sehari-hari.
Pengembangan
Durasi: (60 - 75 minutes)
Panduan Teori
Durasi: (30 - 35 minutes)
1. Jelaskan konteks masa praaksara sebagai periode awal kehidupan manusia yang sederhana, di mana masyarakat hidup secara komunal dan bergantung pada alam serta tradisi lisan untuk mengkomunikasikan nilai dan norma.
2. Uraikan struktur kekuasaan awal di masyarakat praaksara, seperti peran kepala suku atau pemuka adat yang memimpin kelompok serta pentingnya hubungan antaranggota komunitas melalui gotong royong dan musyawarah.
3. Tekankan bagaimana faktor-faktor ekonomi, budaya, dan teknologi, meskipun sederhana, telah mulai mempengaruhi perubahan dalam sistem politik, seperti munculnya pembagian kerja dan perbedaan peran sosial yang kemudian membentuk dinamika kekuasaan.
4. Definisikan konsep perubahan politik sebagai pergeseran dari sistem kepemimpinan informal dan berasaskan adat menjadi struktur pemerintahan yang lebih terorganisir, dengan contoh analogi seperti transisi dari permainan tradisional di lingkungan desa menuju permainan yang lebih komplek yang membutuhkan aturan tertulis.
5. Berikan contoh nyata dari kearifan lokal, misalnya kebiasaan musyawarah di lingkungan masyarakat Jawa atau gotong royong di pedesaan Sumatera, yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai kolektif dan emosi seperti kepercayaan, kebersamaan, dan keberanian turut berperan dalam pembentukan keputusan politik.
6. Diskusikan pula tentang peran emosi dalam proses pengambilan keputusan, dengan menekankan bagaimana rasa takut, antusiasme, dan empati dapat mempengaruhi respon dan perilaku masyarakat pada masa-masa perubahan, sehingga emosi harus dikenali, dipahami, dilabel, diekspresikan, dan diatur dengan baik.
Kegiatan dengan Umpan Balik Sosioemosional
Durasi: (30 - 35 minutes)
Conectando Emoções na História
Aktivitas ini mengajak siswa untuk membuat timeline visual mengenai perubahan politik dari masa praaksara dengan menambahkan dimensi emosional pada tiap peristiwa penting. Siswa akan bekerja dalam kelompok kecil untuk menggambarkan peristiwa sejarah dan mengaitkannya dengan emosi yang dirasakan atau mungkin dirasakan oleh masyarakat pada masa itu. Aktivitas ini bertujuan agar siswa tidak hanya memahami fakta sejarah tetapi juga belajar mengenali dan mengelola emosi melalui pendekatan RULER.
1. Bagikan siswa ke dalam kelompok kecil (4-5 siswa per kelompok).
2. Berikan masing-masing kelompok daftar peristiwa penting dalam sejarah perubahan politik dari masa praaksara, seperti pembentukan struktur kepemimpinan, peran adat dan tradisi, serta pengaruh lingkungan terhadap keputusan politik.
3. Minta setiap kelompok mendiskusikan emosi yang mungkin muncul pada masyarakat praaksara ketika menghadapi peristiwa tersebut, dan menuliskan emosi tersebut dengan langkah RULER: mengenali (recognize), memahami (understand), memberi label (label), mengekspresikan (express), dan mengatur (regulate) emosi.
4. Setiap kelompok kemudian membuat timeline visual menggunakan poster atau kertas besar, menampilkan peristiwa sejarah beserta simbol atau gambar yang menggambarkan emosi yang terkait, dengan penjelasan singkat di setiap bagian.
5. Setelah membuat timeline, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya kepada kelas, dengan fokus pada bagaimana emosi mempengaruhi dinamika perubahan politik serta refleksi pribadi mereka mengenai perasaan yang muncul selama diskusi.
Diskusi dan Umpan Balik Kelompok
Setelah presentasi, jelaskan bahwa langkah selanjutnya adalah mengadakan diskusi kelompok untuk memberikan umpan balik socioemosional. Detailkan bahwa dalam sesi ini, guru dapat mengajak siswa untuk mengenali (recognize) ekspresi emosi yang muncul selama presentasi, misalnya antusiasme dalam menceritakan cerita sejarah atau kekhawatiran terhadap tantangan zaman praaksara. Guru mengarahkan siswa untuk memahami (understand) konteks di balik tiap emosi dengan bertanya, 'Mengapa perasaan tersebut muncul ketika melihat peristiwa ini?' dan mendiskusikan dampak emosinya terhadap proses pengambilan keputusan pada masa itu.
Selanjutnya, mintalah siswa untuk melabel (label) emosi yang telah mereka diskusikan, seperti menyebutkan rasa bangga, cemas, atau senang, sekaligus mengemukakan pendapat tentang bagaimana emosi tersebut diekspresikan (express) dalam presentasi. Guru kemudian memberikan arahan untuk mengatur (regulate) emosi, dengan memberikan contoh strategi sederhana seperti pernapasan dalam atau refleksi sejenak, agar diskusi tetap terkendali dan konstruktif. Pendekatan RULER ini diharapkan membuat siswa lebih menyadari hubungan antara aspek emosional dan kognitif dalam memahami sejarah serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Durasi: (10 - 15 minutes)
Refleksi dan Regulasi Emosional
Ajak siswa untuk melakukan refleksi secara tertulis atau diskusi kelompok mengenai tantangan yang mereka hadapi selama kegiatan pembelajaran, terutama saat membuat timeline visual dan mendiskusikan emosi yang terkait dengan perubahan politik dari masa praaksara. Siswa diminta menuliskan atau mengungkapkan dalam satu sampai dua paragraf tentang bagaimana perasaan mereka ketika menghadapi kesulitan dalam mengaitkan fakta sejarah dengan ekspresi emosional, serta strategi apa saja yang telah mereka gunakan untuk mengelola emosi, seperti pernapasan dalam dan teknik relaksasi sederhana. Aktivitas ini juga diarahkan agar siswa mengidentifikasi momen-momen dimana mereka merasa kesulitan atau cemas, dan bagaimana mereka berhasil mengubah perasaan tersebut menjadi pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi.
Tujuan: Tujuan dari aktivitas refleksi dan regulasi emosi adalah untuk mendorong siswa melakukan penilaian diri secara jujur terkait tantangan emosional yang muncul selama pembelajaran serta mengidentifikasi strategi regulasi emosi yang telah terbukti efektif. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain, yang penting dalam menghadapi situasi sulit baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan ke Masa Depan
Selesaikan pelajaran dengan mengaitkan tema pembelajaran dengan tujuan pribadi dan akademik untuk masa depan. Guru dapat menginstruksikan siswa untuk menetapkan satu atau dua tujuan pribadi dan akademik yang relevan dengan materi 'Perubahan Politik dari Masa Praaksara'. Misalnya, siswa dapat menetapkan target untuk lebih aktif dalam diskusi kelas, meningkatkan pemahaman tentang sejarah melalui bacaan tambahan, atau menerapkan teknik manajemen emosi yang telah dipelajari dalam situasi harian. Guru juga dapat mengadakan sesi singkat dimana siswa berbagi tujuan tersebut dalam satu paragraf, sehingga mereka merasa memiliki komitmen pribadi untuk menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Penetapan Tujuan:
1. Meningkatkan pemahaman mengenai perubahan politik dan dampak emosionalnya.
2. Menguatkan kemampuan mengelola emosi dalam situasi pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan partisipasi aktif dalam diskusi dan kegiatan kelompok.
4. Menetapkan target akademik yang realistis dan terukur berdasarkan pemahaman materi. Tujuan: Objektif dari tahap penutupan adalah memperkuat kemandirian siswa dalam menetapkan tujuan pribadi dan akademik, serta mendorong mereka untuk menerapkan pembelajaran sejarah dan teknik regulasi emosi dalam konteks kehidupan nyata. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembelajaran yang didapatkan tidak berhenti di kelas, melainkan menjadi bekal dalam mengatasi tantangan dan meraih keberhasilan di masa depan.